Pendidikan Karakter Dalam Pembentukan Kepribadian Holistik Siswa

Pendidikan karakter adalah upaya untuk membentuk kepribadian siswa secara menyeluruh, baik dari segi sikap, perilaku, nilai moral, hingga spiritual. Tujuannya agar siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga memiliki akhlak mulia dan bisa hidup bermasyarakat dengan baik. Dalam penelitian ini, pendidikan karakter diterapkan melalui dua strategi, yaitu internal dan eksternal sekolah. Strategi internal meliputi pembelajaran di kelas yang memasukkan nilai-nilai karakter seperti jujur, disiplin, kreatif, dan bertanggung jawab; kegiatan harian yang membentuk kebiasaan baik; budaya sekolah seperti 3S (senyum, salam, sapa); serta kegiatan ekstrakurikuler seperti Rohis dan Baca Tulis Al-Qur’an. Sedangkan strategi eksternal dilakukan dengan melibatkan orang tua dan masyarakat, seperti memberi penyuluhan kepada orang tua dan menjalankan program Jam Belajar Masyarakat. Semua ini bertujuan agar siswa memiliki kepribadian holistik: cerdas, bermoral, religius, peduli sosial, dan siap menjadi bagian dari masyarakat yang baik. Dukungan dari guru, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat sangat penting agar pendidikan karakter berhasil.

Keberhasilan pendidikan karakter juga sangat bergantung pada keteladanan yang diberikan oleh guru dan lingkungan sekolah. Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga menjadi contoh nyata dalam bersikap dan berperilaku. Misalnya, guru menunjukkan sikap jujur, disiplin, dan ramah dalam kesehariannya agar siswa bisa meneladani langsung. Selain itu, evaluasi pendidikan karakter dilakukan secara menyeluruh, tidak hanya melalui nilai akademik, tetapi juga melalui pengamatan terhadap sikap siswa di sekolah, seperti kedisiplinan, sopan santun, dan tanggung jawab. Hal ini penting agar perkembangan karakter siswa dapat dipantau dengan baik.

Dengan adanya kerjasama yang kuat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat, pendidikan karakter tidak hanya menjadi tanggung jawab guru saja, melainkan tanggung jawab bersama. Jika lingkungan rumah dan masyarakat ikut mendukung nilai-nilai positif yang diajarkan di sekolah, maka siswa akan lebih mudah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya, siswa akan tumbuh menjadi pribadi yang seimbang secara intelektual, emosional, dan spiritual. Mereka akan lebih siap menghadapi tantangan zaman dan mampu memberikan kontribusi positif bagi lingkungannya. Inilah yang disebut dengan kepribadian holistik—kepribadian yang tidak hanya pintar, tetapi juga bijak, peduli, dan bermoral.

BY Irma

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top