Kepribadian manusia merupakan hasil dari proses panjang yang melibatkan interaksi antara faktor bawaan (hereditas) dan pengaruh lingkungan. Setiap individu dilahirkan dengan potensi tertentu yang bersifat biologis, namun perkembangan dan pembentukan kepribadian sangat dipengaruhi oleh pengalaman hidup, lingkungan sosial, serta nilai-nilai budaya yang diinternalisasi sejak dini.
Faktor hereditas menyediakan dasar biologis bagi pembentukan kepribadian. Misalnya, temperamen anak yang diturunkan dari orang tua, kondisi kesehatan sejak lahir, hingga struktur otak dan sistem saraf, memainkan peran penting dalam merespons lingkungan. Di sisi lain, lingkungan — baik lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat — memberikan stimulus yang membentuk pola perilaku, nilai, dan norma individu.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa pembentukan kepribadian tidak dapat dilepaskan dari interaksi dinamis antara faktor hereditas dan lingkungan. Keduanya saling memengaruhi dan tidak dapat dipisahkan. Individu yang memiliki potensi hereditas baik tetapi berada dalam lingkungan yang kurang mendukung, bisa saja mengalami hambatan dalam pembentukan kepribadian yang sehat. Sebaliknya, lingkungan yang kondusif mampu mengarahkan potensi bawaan seseorang menjadi kekuatan yang membangun.
Nabil Bin Amar