Peran media sosial terhadap identitas diri remaja

Pengaruh Media Sosial Terhadap Identitas Diri Remaja identitas diri di sini merujuk pada cara remaja memahami, menggambarkan, dan mempersepsikan diri mereka sendiri dalam berbagai aspek, seperti aspek genetik, adaptif (penyesuaian sosial), struktural (orientasi masa depan), dinamis (peran sosial), timbal balik psikososial (hubungan dengan orang lain), dan status eksistensial (makna hidup).dan menemukan bahwa sebagian besar remaja (57,3%) memiliki identitas diri yang tinggi, artinya mereka mampu memahami diri, menetapkan nilai pribadi, dan berperan aktif dalam kehidupan sosial. Media sosial dilihat sebagai wadah ekspresi diri, tempat remaja membentuk dan mengukuhkan identitasnya. Dengan media sosial, mereka bisa menunjukkan siapa diri mereka, apa yang mereka sukai, dengan siapa mereka bergaul, dan bagaimana mereka ingin dilihat oleh orang lain. Hal ini dilakukan melalui unggahan foto, status, atau cerita tentang kehidupan sehari-hari. Namun, media sosial juga memberi ruang bagi konstruksi identitas yang tidak selalu mencerminkan kenyataan; sebagian remaja cenderung membentuk “citra ideal” di media sosial, yang belum tentu sesuai dengan jati diri mereka yang sesungguhnya.
Dari perspektif perkembangan psikologis, masa remaja adalah masa krusial dalam pencarian identitas. Di fase ini, individu mencoba menjawab pertanyaan penting seperti “Siapa saya?”, “Apa nilai saya?”, dan “Apa peran saya dalam masyarakat?”. Media sosial mempercepat proses ini sekaligus memperumitnya, karena tekanan dari lingkungan sering kali memengaruhi persepsi diri remaja. Jika mereka mendapatkan validasi sosial (seperti like atau komentar positif), mereka merasa identitasnya diterima. Sebaliknya, kurangnya respons atau penolakan sosial bisa menurunkan rasa percaya diri dan mengacaukan identitas diri yang sedang dibentuk.

BY Laeli Fitriani

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top